Kamis, 27 Februari 2014

Kamis (Manis)

Standard



Matahari di kamis hari ini terasa menggerahkan badan. Udara pun terasa sesak. Di dalam kelas yang ada kipas anginnya yang tergantung tepat di atas kepala seakan tak mampu menghilangkan rasa gerah, iya.. dan baru sadar kalau posisi kipas dalam keadaan “off”.
Ahh.. will be the bad day. Oh please skip skip skip! Well, begitulah gerundelan dalam hati. Bayangkan, ada tanggungan tugas berat di sebuah mata pelajaran yang tak berperikemanusiaan (mungkin) hari ini. Sialnya, aku lupa dengan sesuatu yang telah menggantung di memori otak semalam. Semua lepas, dan aku frustasi….
Temanku, dengan suara lantang ia bacakan penggalan ayat dari salah satu surat tak lupa dengan artinya, dan mendadak terjadilah peradangan ringan di otakku. Untungnya, aku masih bisa beradaptasi dengan hari ini, dan well aku kembali membaca sebuah roman karya Pramoedya Ananta Toer yang baru sukses aku baca dan kupahami sampai halaman 60an dari hampir 600 halaman. That’s sound so bad!
Aku tau hari ini tak akan cepat berlalu dan pergi sebelum aku dengan sabar menjalani hari ini.
So, aku dengan kesabaran yang diberi oleh Sang Pencipta beberapa jam yang lalu melalui media es teh manis ala ibu kantin aku mencoba kembali merangkai ayat yang berantakan di otak. Dan hasilnya nggak buruk-buruk amat walaupun akhirnya aku harus kembali terduduk di bangku dengan hasil “mengulang” karena ayat yang kupilih secara acak tak aku kuasai dengan baik. Oke, no problem. Banyak jalan menuju roma :)
Belum selesai hari ini. Dengan langkah gontai aku menapaki satu demi satu anak tangga menuju ruang pertemuan sekolah yang terletak di lantai 2 untuk mengikuti “rembukan” acara. Helyeh, aku kembali bergulat dengan ini, bagian kepanitian yang selalu kusandang dari setahun yang lalu, konsumsi. Semakin asyik dan tentunya, menantang. Keringat yang menetes sedari tadi pulang sekolah sudah tergantikan dengan rasa dingin yang menusuk rongga-rongga seragam sekolah yang bersumber dari mesin pendingin yang tertempel di beberapa sudut ruangan.
Aku senang melihat antusias para teman panitia semangat seperti tadi dan saling mendukung. Aku berdoa semoga semangat kami terus bertambah dan tidak ada penghalang yang dapat menghancurkan semangat kami di tengah perjalanan kami nanti. Amiinnn… :)
Ahh, sudah banyak kalimat yang aku arahkan untuk teman-teman satu sie, waktu juga sudah berjalan semakin cepat. Langit semakin menyejukkan dengan mega mendung yang ramah itu. Akhirnya, aku bisa kembali menghirup nafas kebebasan dari hari ini. Alhamdulillah… dan saat sore menjelang adalah saat di mana video para Stand-up Comedian ternama seperti Raditya Dika, Ge Pamungkas, Ryan Adriandhy, Ernest Prakasa, Pandji dan kawan-kawan terputar dan me-refresh otak dengan lelucon khas mereka. :)
Nah, ini yang terpenting hari ini. Aku menemukan sebuah postingan keren dari Alitt Susanto seorang penulis novel Skripshit di blognya shitlicious.com
http://www.shitlicious.com/2014/01/tentang-pentingnya-harapan.html keren superduper keren.. api semangat mulai muncul kembali. Hampir terbakar kasur empukku karena api semangat sudah kian berkobar. Ahh nggak bisa terdefinisikan gimana postingan itu menyulutkan sebuah korek semangat untuk membakar jiwa juangku. Dan terima kasih banyak mas Alitt….
Ini kata-kata yang keren dari beberapa kata-kata yang dirangkai dia di postingannya:
Kalo sekarang aja belum kebayang 10 taun lagi kalian bakal jadi apa dan di mana, gimana kalian mau mulai memperjuangkannya? :)
Haha, ini copas banget, sama-sama di block kuning :D

Saat kamu ingin sukses, bangkit, bangun dari Zona Nyamanmu. Rangkai mimpimu dan gapai!
Nggak ada yang instant, semua butuh proses…
Well, tidak ada gunung yang besar dan kuat tanpa batu kerikil yang membangunnya. ;)

0 komentar:

Posting Komentar